Minggu, 28 Maret 2010

Ujian Nasional yang "Menyeramkan"


Beberapa hari ini saya lihat di berita mengenai pelaksanaan ujian nasional yang diselenggarakan secara serempak di seluruh Indonesia. Ujian nasional ini adalah ujian yang diselenggarakan oleh negara untuk melihat kualitas para anak didik. Saya rasa ujian ini memang perlu dilaksanakan, supaya ada satu standar yang jelas dalam kualitas pendidikan di Indonesia.

Yang saya tidak mengerti dari Ujian Negara ini adalah betapa susahnya mengontrol pendistribusian lembar ujian. Kalau di berita, ada yang tertukar antara satu daerah dengan daerah lain, ada yang salah memberikan program ujian (yang seharusnya matematika jadinya bahasa indonesia, misalnya). Sepertinya sulit sekali mengatur orang-orang yang terlibat disini. Sebetulnya kalau sistemnya rapi hal seperti ini tidak perlu terjadi lagi. Apalagi setiap tahun, ujian ini selalu dilaksanakan secara rutin; Kenapa setiap tahun juga selalu terjadi kesalahan-kesalahan seperti ini. Seharusnya departemen pendidikan bisa melihat hal ini dan membuat satu sistem yang rapi untuk menghindari hal seperti ini terulang kembali.

Terlepas dari sistem yang belum sempurna. Saya juga melihat kalau saat ini Ujian Negara menjadi hal yang menakutkan bagi para pelajar di Indonesia. Berita-berita di tanah air memberitakan betapa stress-nya anak-anak ini untuk belajar dan ketakutan kalau-kalau mereka tidak lulus ujian negara sehingga mereka tidak lulus sekolah.
Sepertinya hal ini sungguh aneh, ujian negara adalah salah satu standar tolak ukur pemerintah mengenai pengetahuan yang didapatkan dan dimengerti oleh siswa selama belajar di sekolah tersebut. Kalau standar satu anak di satu sekolah jauh lebih rendah daripada anak dari sekolah lain, sudah barang tentu anak ini akan sulit untuk berkompetisi di jenjang yang lebih lanjut. Jadi menurut saya, wajar-wajar saja kalau anak itu tidak lulus, dan itu untuk kebaikannya sendiri sehingga dia bisa memperbaiki pengetahuannya pada jenjang sebelumnya.

Ada yang aneh lagi, ada anak yang notabene penyandang juara kelas, rajin, pintar, tapi koq masih ketakutan menghadapi ujian negara. Sepertinya ada yang salah dengan kurikulum di negara kita. Seharusnya seorang anak juara, tidak perlu kuatir akan ujian negara, karena dia hanya perlu mengulang pelajaran-pelajaran yang sebelumnya. Tapi berhubung di negara kita hanya menekankan pada pengetahuan (IQ) dan bukan pada kepercayaan diri / intuisi / motivasi (EQ), jadinya anak-anak ini mengalami dilema setiap kali menghadapi satu ujian. Sungguh sayang, karena di dunia kerja, pengetahuan/IQ itu mungkin hanya 10% yang dipakai dan 90% adalah EQ yang berpengaruh. Karena itu sebaiknya pengembangan kepribadian diri haruslah ditekankan juga pada setiap pengajaran di sekolah.

Ini cuma opini pribadi. Kalau ada salah-salah kata, saya minta maaf sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar